Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib oleh - doalailatulqadar.xyz
Halo sahabat selamat datang di website doalailatulqadar.xyz, pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib oleh - doalailatulqadar.xyz, kami sudah mempersiapkan artikel tersebut dengan informatif dan akurat, silahkan membaca
Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa membantu dakwah Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam. Namun, Abu Thalib tetap enggan untuk mengucapkan kalimat âlaa ilaaha illallahâ. Bahkan ketika Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam memerintahkan Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat ini di akhir hayatnya, dia tetap saja enggan untuk mengucapkannya. Berikut ini kisah selengkapnya.
ÙÙÙ Ù'ÙØ§ ØÙØ¶ÙØ±ÙتÙ' Ø£ÙØ¨Ùا Ø·ÙØ§ÙÙØ¨Ù اÙÙ'ÙÙÙÙØ§Ø©Ù Ø¬ÙØ§Ø¡ÙÙÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ â" صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ â" ÙÙÙÙØ¬Ùد٠عÙÙÙ'دÙÙÙ Ø£ÙØ¨Ùا جÙÙÙ'Ù٠بÙ'ÙÙ ÙÙØ´ÙØ§Ù Ù Ø ÙÙØ¹ÙبÙ'د٠اÙÙÙ'ÙÙ٠بÙ'ÙÙ Ø£ÙØ¨Ù٠أÙÙ ÙÙÙ'ÙØ©Ù بÙ'Ù٠اÙÙ'Ù ÙØºÙÙØ±ÙØ©Ù Ø ÙÙØ§ÙÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ â" صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ â" ÙØ£ÙبÙÙ Ø·ÙØ§ÙÙØ¨Ù « ÙÙØ§ عÙÙ Ù'Ù Ø ÙÙÙÙ' ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù'٠اÙÙÙ'ÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙ ÙØ©Ù Ø£ÙØ´Ù'ÙÙØ¯Ù ÙÙÙ٠بÙÙÙØ§ عÙÙÙ'د٠اÙÙÙ'ÙÙ٠» . ÙÙÙÙØ§ÙÙ Ø£ÙØ¨Ù٠جÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ¹ÙبÙ'د٠اÙÙÙ'ÙÙ٠بÙ'ÙÙ Ø£ÙØ¨Ù٠أÙÙ ÙÙÙ'ÙØ©Ù ÙÙØ§ Ø£ÙØ¨Ùا Ø·ÙØ§ÙÙØ¨Ù Ø Ø£ÙØªÙرÙ'ØºÙØ¨Ù عÙÙÙ' Ù ÙÙÙ'ÙØ©Ù Ø¹ÙØ¨Ù'د٠اÙÙ'Ù ÙØ·Ù'ÙÙÙØ¨Ù ÙÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ²ÙÙÙ' Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙ'ÙÙÙ â" صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ â" ÙÙØ¹Ù'Ø±ÙØ¶ÙÙÙØ§ عÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ø ÙÙÙÙØ¹ÙÙØ¯ÙاÙÙ Ø¨ÙØªÙÙÙ'Ù٠اÙÙ'Ù ÙÙÙØ§ÙÙØ©Ù Ø ØÙتÙ'ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ Ø£ÙØ¨ÙÙ Ø·ÙØ§ÙÙØ¨Ù Ø¢Ø®ÙØ±Ù Ù ÙØ§ ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ Ù' ÙÙÙ٠عÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙØ©Ù Ø¹ÙØ¨Ù'د٠اÙÙ'Ù ÙØ·Ù'ÙÙÙØ¨Ù Ø ÙÙØ£ÙبÙ٠أÙÙÙ' ÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù'٠اÙÙÙ'ÙÙÙ .
âKetika Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam mendatanginya. Di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan âAbdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib, âWahai pamanku! Katakanlah âlaa ilaaha illallahâ, suatu kalimat yang dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi Allahâ. Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, âApakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?â Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan âlaa ilaaha illallahâ.â (HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 141)
Baca Juga: Mengajarkan Sejarah Islam kepada Anak Sejak Usia Dini
Beberapa faidah yang bisa diambil dari kisah di atas adalah:
Pertama, orang-orang Quraisy mengetahui bahwa kalimat tauhid bisa membatalkan peribadatan mereka kepada berhala yang mereka sembah. Artinya, mereka betul-betul memahami bahwa kalimat tauhid itu adalah lawan dari perbuatan kemusyrikan yang selama ini mereka lakukan. Sehingga jika Abu Thalib sampai mengucapkan kalimat tauhid, itu artinya Abu Thalib telah membenci agama kemusyrikan.Â
Ini di antara salah satu sisi mengapa orang-orang musyrik jaman dahulu itu lebih memahami makna kalimat tauhid daripada orang-orang musyrik jaman sekarang.
Kedua, Abu Jahal bin Hisyam dan âAbdullah bin Abi Umayyah menyebutkan argumentasi kepada Abu Thalib agar Abu Thalib tidak mengatakan kalimat tauhid. Argumentasi ini adalah argumentasi yang sangat jelek dan tercela, yaitu âApakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?â
Ini adalah sikap mengikuti nenek moyang yang tercela, untuk menolak ajaran agama Islam yang lurus. Padahal, nenek moyang mereka tersebut berada di atas agama yang batil, yaitu agama kemusyrikan. Allah Taâala menceritakan tentang mereka,
بÙÙÙ' ÙÙØ§ÙÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙ'ÙØ§ ÙÙØ¬ÙدÙ'ÙÙØ§ Ø¢Ø¨ÙØ§Ø¡ÙÙØ§ عÙÙÙ٠أÙÙ Ù'ÙØ©Ù ÙÙØ¥ÙÙÙ'ÙØ§ عÙÙÙÙ Ø¢Ø«ÙØ§Ø±ÙÙÙÙ Ù Ù'ÙÙÙ'ØªÙØ¯ÙÙÙÙ
âBahkan mereka berkata, âSesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.â (QS. Az-Zukhruf [43]: 22)
Demikian juga firman Allah Taâala ketika menceritakan Firâaun,
ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ ÙØ§ Ø¨ÙØ§Ù٠اÙÙ'ÙÙØ±ÙÙÙ٠اÙÙ'Ø£ÙÙÙÙÙ
âFirâaun berkata, âMaka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?â (QS. Thaaha [20]: 51)
Ketiga, pengaruh jelek dari teman pergaulan yang buruk. Oleh karena itu, hendaknya waspada dan menjauh dari bergaul dengan teman-teman yang berpotensi membawa kejelekan. Abu Thalib enggan mengucapkan kalimat tauhid, karena ketika dia sudah sakit parah dan hendak meninggal dunia, dia ditemani oleh teman-teman yang buruk.Â
Keempat, jika seseorang dipastikan meninggal dalam kondisi kekafiran, maka tidak boleh dimintakan ampunan (maghfirah) dan tidak boleh didoakan.Â
Hal ini berkaitan dengan ayat yang turun berkenaan dengan kisah Abu Thalib dan berisi larangan bagi Nabi shallallahu âalaihi wa sallam untuk memintakan ampunan bagi Abu Thalib. Allah Taâala berfirman,
Ù ÙØ§ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙÙ'ÙØ¨ÙÙÙ'Ù ÙÙØ§ÙÙ'ÙØ°ÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙØ§Ù' Ø£ÙÙ ÙÙØ³Ù'ØªÙØºÙ'ÙÙØ±ÙÙØ§Ù' ÙÙÙÙ'Ù ÙØ´Ù'رÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ' ÙÙØ§ÙÙÙØ§Ù' Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ±Ù'بÙÙ Ù ÙÙ Ø¨ÙØ¹Ù'Ø¯Ù Ù ÙØ§ ØªÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙØµÙ'ØÙاب٠اÙÙ'Ø¬ÙØÙÙÙ Ù
âTiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.â (QS. At-Taubah [9]: 113)
Kelima, demikian pula status hukum person tertentu yang jelas meninggal dunia di atas kekafiran adalah kekal di neraka, sebagaimana firman Allah Taâala yang telah disebutkan di atas, yaitu,Â
Ù ÙÙ Ø¨ÙØ¹Ù'Ø¯Ù Ù ÙØ§ ØªÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ù' Ø£ÙØµÙ'ØÙاب٠اÙÙ'Ø¬ÙØÙÙÙ Ù
â ⦠sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.â (QS. At-Taubah [9]: 113)
Keenam, sesungguhnya hidayah taufik itu tidak ada yang memilikinya kecuali Allah Taâala. Bahkan manusia yang paling mulia pun, yaitu Nabi shallallahu âalaihi wa sallam, tidak memiliki hidayah taufik. Lalu bagaimana mungkin dengan orang-orang yang kedudukannya berada di bawah beliau shallallahu âalaihi wa sallam?Â
Allah Taâala berfirman,
Ø¥ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ§ تÙÙÙ'دÙÙ Ù ÙÙÙ' Ø£ÙØÙ'Ø¨ÙØ¨Ù'ت٠ÙÙÙÙÙÙÙÙ'٠اÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙ'دÙÙ Ù ÙÙ ÙÙØ´Ùاء٠ÙÙÙÙÙÙ Ø£ÙØ¹Ù'ÙÙÙ Ù Ø¨ÙØ§ÙÙ'Ù ÙÙÙ'ØªÙØ¯ÙÙÙÙ
âSesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.â (QS. Al-Qashash [28]: 56)
Ketujuh, bahwa syafaat Nabi shallallahu âalaihi wa sallam kepada Abu Thalib adalah pengecualian dari firman Allah Taâala,
ÙÙÙ ÙØ§ تÙÙÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ù' Ø´ÙÙÙØ§Ø¹ÙØ©Ù Ø§ÙØ´Ù'ÙØ§ÙÙØ¹ÙÙÙÙ
âMaka tidak berguna lagi bagi mereka (orang-orang kafir) syafaâat dari orang-orang yang memberikan syafaâat.â (QS. Al-Muddatsir [74]: 48)
Akan tetapi, syafaâat beliau shallallahu âalaihi wa sallam kepada Abu Thalib itu bukan untuk mengeluarkan Abu Thalib dari neraka. Namun hanya untuk meringankan adzab di neraka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Saâid Al-Khudhri radhiyallahu âanhu, dia mendengar Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam yang ketika paman beliau, Abu Thalib, sedang diperbincangkan, beliau bersabda,Â
ÙÙØ¹ÙÙÙ'ÙÙ٠تÙÙÙ'ÙÙØ¹ÙÙÙ Ø´ÙÙÙØ§Ø¹ÙتÙÙ ÙÙÙÙ'٠٠اÙÙÙÙÙØ§Ù ÙØ©ÙØ ÙÙÙÙØ¬Ù'عÙÙÙ ÙÙÙ Ø¶ÙØÙ'Ø¶ÙØ§ØÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙ'ÙØ§Ø±Ù ÙÙØ¨Ù'ÙÙØºÙ ÙÙØ¹Ù'بÙÙÙ'ÙÙØ ÙÙØºÙ'ÙÙÙ Ù ÙÙÙ'Ù٠أÙÙ Ù'٠دÙÙ ÙØ§ØºÙÙÙ
âSemoga syafaâatku berguna baginya pada hari kiamat, sehingga dia tidak diletakkan dalam neraka yang dalam, yang tingginya sebatas kedua mata kakinya, namun itu pun menjadikan ubun-ubun kepalanya mendidih.â (HR. Bukhari no. 6564 dan Muslim no. 210)
Baca Juga:
[Selesai]
***
@Rumah Lendah, 29 Syawal 1441/ 21 Juni 2020
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Referensi:
Taqyiidusy Syawaarid minal Qawaaâid wal Fawaaid, karya Syaikh âAbdul âAziz bin âAbdillah Ar-Rajihi, hal. 64-66.Â
Itulah tadi informasi mengenai Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib oleh - doalailatulqadar.xyz dan sekianlah artikel dari kami doalailatulqadar.xyz, sampai jumpa di postingan berikutnya. selamat membaca.
Posting Komentar
0 Komentar